Vertical Integration Strategies
CASE : Bridgestone
Strategi integrasi
vertikal memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan control atas distribusi,
pemasok, dan/atau pesaing. Strategi integrasi vertikal bisa dilakukan dengan
cara :
- Integrasi ke depan (forward integration) melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan control atas distribusi atau pengecer. Saat ini semakin banyak produsen (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi ke depan dengan membuat situs Web untuk menjual produk secara langsung kepada konsumen.
- Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
Selayang Pandang
Bridgstone
adalah perusahaan Ban terkemuka di dunia, didirikan oleh Shojiro
Ishibashi di daerah Kyobashi, Tokyo Jepang pada tanggal 1 Maret 1931. Saat ini
perusahaan memiliki total 143.448 orang karyawan yang tersebar di seluruh
dunia, dan didukung oleh kemampuan modal
kerja sebesar 126.354 juta yen Jepang (data per 31 Desember 2012).
Produk :
Produk Utama
Produk utama
adalah ban untuk berbagai macam kendaraan seperti truk, bus, ban untuk
kendaraan konstruksi dan pembangunan, ban untuk mesin-mesin industri, ban pada
mesin pertanian, ban untuk pesawat terbang, vulkanisir dan jasa perbaikan,
menyediakan bahan baku untuk ban, dan produk lainnya yang berhubungan dengan
ban.
Produk Sampingan
Disamping
membuat produk utama yakni ban, Bridgestone juga memproduksi untuk berbagai
macam produk yang terbuat dari karet, seperti bahan untuk ruang kedap suara,
berbagai perlengkapan olahraga yang terbut dari karet, bola golf, termasuk
memproduksi sepeda angin.
Motto Diverse
Needs, Diverse Products adalah pendorong bagi perusahaan untuk
terus berinovasi untuk memenuhi keinginan pelanggan yang beraneka ragam dengan
kualitas produk yang tinggi
Strategi Perusahaan
Perusahaan
menerapkan strategi integrasi vertikal (vertical
integration strategies). Pengertian strategi vertikal sendiri merupakan
strategi yang menghendaki perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas
distributor, pemasok dan atau para pesaing baik melalui merjer, akuisisi, atau
membuat perusahaan sendiri.
Sejauh mana strategi integrasi vertikal diterapkan oleh Bridgestone?
Saat ini perusahaan memiliki 24.000 hektar lahan karet
di Indonesia dan 48.000 hektar di Liberia. Jumlah bahan baku yang sangat
fantastik. Tidak berhenti disitu, Bridgestone juga terlibat langsung dalam
pengelolaan kebun-kebun tersebut. Untuk terus menghasilakan produk yang
berkualitas, harus didukung dengan penyediaan bahan baku berkulitas juga, maka
Bridgestone mendirikan pusat-pusat R&D untuk tanaman karet di Amerika
Serikat, Eropa, Timur Tengah dan Afrika, Asia dan Jepang. Perwakilan perusahaan
di negara-negara tersebut juga sebagai pusat penjualan dan distribusi.
Bridgestone juga memiliki jaringan toko yang siap memberikan pelayanan teknis
dan pemilihan produk yang sesuai dengan berbagai kebutuhan pelanggan. Jaringan
toko ini, terus dikembangkan oleh Bridgestone grup, sebagai upaya mendekatkan
diri kepada pengguna produk. Toko-toko ini juga melayani pemeriksaan ban secara
rutin, sehingga pengemudi bisa mengendarai kendaraan secara menyakinkan..
Tidak berhenti
dengan memiliki sumber bahan baku yakni dengan memiliki puluhan ribu perkebunan
karet, Bridgstone juga memiliki :
- G-MEC (Global Manufacturing Education Center) Fasilitas ini merupakan dasar untuk pengembangan karyawan dari seluruh bagian untuk memperkuat keterampilan manufaktur para karyawan. Hal ini bertujuan untuk memastikan semua standar yang sudah ditetapkan perusahaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dilakuakn secara konsisten. (menutup perbedaan standar dari berbagai belahan dunia)
- BIG-T (Bridgestone Institute of Global Training) Sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia oleh grup Bridgstone dari seluruh dunia, memberikan pelatihan dan berbagai macam keterampilan untuk meningkatkan sumber daya manusia perusahaan.
- Program Pendidikan Karyawan Grup Bridgestone mengembangkan dan mengimplementasikan pendidikan karyawan, sehingga memiliki jiwa leadership yang kuat.
Dengan
adanya pusat-pusat pendidikan ini Bridgestone juga sudah berperan dalam hal
mengurangi adanya perbedaan gender, karena semua orang diberikan kesempatan
yanga sama, kemampuan individu yang tidak memandang dari ras, suku dan agama
manapun.
Bagaimana dengan CSR (Corporate Social
Responsibility)?
Untuk bidang
ini Bridgestone memiliki motto Think
Globally, Act Locally artinya perusahaan berfikir jauh ke depan, berfikir
secara global, tanpa melupakan lingkungan. Bridgestone memiliki keyakinan bahwa
CSR merupakan jantung dari manajemen perusahaan. Untuk mewujudkan hal ini,
berbagai tindakan nyata telah dilakukan seperti mengkampanyekan pentingnya
keselamatan berkendara, pemeliharan hutan, dan berkontribusi terhadap
masyarakat lokal di tempat beroperasinya perusahaan. Bridgestone juga terus
mengembangkan produk-produk yang ramah terhadap lingkungan, dan produk yang
dapat mengurangi konsumsi energi.
Di berbagai negara,
seperti Cina, Filipina, Thailand, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Meksiko, dan
Chile, perusahaan terlibat aktif dalam pemberian bantuan pendidikan dengan
turut berpartisipasi memabangun ruangan kelas dan perpustakaan, pemberian
pelatihan komputer dan membantu mendistribusikan materi pendidikan untuk
meningkatkan tingkat partisipasi aksara.
Strength in
Diversity
Itulah motto berikutnya
berusaha diaktualkan oleh Bridgstone, dengan langkah-langkah memahami perbedaan
budaya dan kebiasaan yang ada di setiap negara. Setiap ide yang timbul dari
berbagai sudut pandang berusaha untuk diakomodir oleh perusahaan. Seorang
karyawan yang ada di Afrika akan memiliki kesempatan yang sama dengan karyawan
yang ada di Jepang, dalam hal mengembangkan ide-ide yang briliant untuk
memajukan perusahaan. Sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama untuk
mengembangkan ide tersebut dengan mengikuti pelatihan di belahan dunia lain.
Dari penjelasan di atas bisa
kita simpulkan bahwa Bridgstone group, memilih strategi integrasi vertikat ini,
sudah dengan matang. Melihat berbagai cara untuk meningkatkan peluang bisnis,
Bridgestone memasuki strategi ini dengan cara Integrasi ke depan (Forward
Integration) hal ini nampak dari adanya :
- Usaha perusahaan untuk menyiapkan toko-toko ritel di seluruh dunia, dilengkapi dengan pelayanan dan kampanye keselamatan berkendara,
- Bridgestone juga terlibat aktif dalam kegiatan CSR berupa penyelamatan hutan, pembinaan terhadap lingkungan dan masyarakat.
- Pembangunan pusat-pusat pendidikan baik teknis maupun manajerial, untuk mempersiapkan produk-produk dengan standar dan kualitas tinggi, serta kemampuan sumber daya manusia perusahaan.
Tidak hanya berupa forward
integration dalam penerapan strategi integrasi vertikal, Bridgstone sekaligus
juga menerapkan strategi Backward Integration, hal ini nampak dari
tersedianya lahan puluhan ribu hektar yang ada di Liberia (Afrika) dan yang ada
di Indonesia. Hal ini jelas-jelas membuktikan bahwa Bridgestone telah secara
matang menerapkan strategi integrasi vertikal.
Keuntungan dan Kelemahan Bridgestone dalam menerapkan strategi Integraasi
Vertikal :
Keuntungan :
- Kemampuan Bridgestone dalam melakukan strategi integrasi vertikal telah menjadikan perusahaan sebagai merek ban nomor 1 di dunia. Data ini diungkapkan oleh Brand Finance P.L.C – sebuah lembaga pemeringkat dalam bidang evaluasi dan pemasaran produk yang bermaskas di London Inggir, yang dtiulis dalam http://www.tirebusiness.com, dalam artikel yang berjudul Firm Rate Bridgestoneas as No.1 tire Brand, dipublikasikan tanggal 26 Maret 2013. Lembaga ini menyebutkan Bridgestone berhasil unggul dengan mencatatkan nilai perusahaan sebesar 4,45 Miliar US dollar, lebih unggul dibandingkan pesaingnya Michelin dengan nilai 4,36 miliar US dollar.
- Kemampuan Bridgestone menjaga kualitas produk sehingga mendapatkan kepercayaan pasar. Hal ini dilakukan mulai dari perancangan produk, sampai dengan pelayanan purna jual. Banyak berbagai penghargaan yang diperoleh perusahaan, salah satunya ISO 50001 : 2011. Yakni ISO di bidang kemampuan perusahaan menghasilkan produk yang mendukung energy management system dan banyak keuanggulan lainnya yang terlalu panjang ditulis dalam blog ini.
Tantangan Perusahaan :
Sebagai sebuah perusahaan, Bridgestone pastilah
memiliki kekurangan. Porter mengatakan tidak ada satupun strategi yang
sempurna. Setiap strategi memiliki kelebihan dan kelemahan. Dalam sebuah studi
yang dilakukan oleh lembaga strategi dan marketing analysis yang dikutip dari http://www.alexhayes.ca, mengungkapkan
bahwa Bridgestone terlalu fokus kepada strategi, sehingga tingkat kesejahteraan
karyawan lebih rendah dibandingkan dengan pesaing. Tentunya hal ini akan
mengancam perusahaan, karena karyawan adalah aset perusahaan, dan sewaktu-waktu
karyawan bisa pindah ke perusahaan pesaing.
Disamping itu, dalam artikel yang sama juga menyebutkan tantangan yang
dihadapi sekarang adalah degan menurunnya perekonomian eropa mengancam
keberlangsungan pendapatan perusahaan.
Sumber Referensi :
Thompson, Peteraf, Gamble, Strickland. 2012. Crafting Executing Strategy - Concept and Cases 18E. Mc Graw Hill. New York. USA.


