Jumat, 05 September 2014

Formasi CPNS 2014 untuk DIII Akauntansi, Penempatan di Aceh

https://docs.google.com/spreadsheets/d/15f1vA_8Rfsc6s0YaGn-r1G6BMlEn3mocp0rzdzids6c/edit?usp=sharing

Kamis, 13 Juni 2013

Tugas 3 Manstra (ch.7) : Strategi Bersaing Internasional, case : Hero group


Strategi Berkompetisi di Pasar Internasional
Case : Hero Group


Pengantar :
Banyak alasan mengapa diperlukan strategi untuk memasuki persaingan global, diantaranya :
  • Berbagai hal yang akan timbul sebagi akibat  persaingan dari satu negara dengan negara yan lain
  • Lokasi yang bisa dijadikan tempat untuk berkompetisi 
  •  Kebijakan, dan kondisi perekonomian yang berbeda-beda di setiap negara
  • Risiko yang akan timbul dari perbedaan nilai tukar mata uang
  •  Perbedaan sosial, budaya dan demografi, serta kondisi pasar
Untuk megambarkan hal ini, dalam tulisan Porter yang berjudul, “ The Competitive Advantage of Nations, Harvard Business Review, March-April 1990, pp.73-93, megambarkan dalam bentuk matrik yang disebut dengan “The Diamond of National Advantage”, yakni :
  • Demand Conditions : ukuran pasar yang akan dilayani/dimasuki, termasuk memahami keinginan pembeli di tempat akan dibukanya usaha
  • Dukungan dari industri yang ada kaitannya dengan usaha yang akan dibuka tersebut, seperti keberadaan pemasok, pengguna akhir, dan industri pengganti 
  •  Strategi Perusahaan, dan Kondisi Persaingan, termasuk di dalamnya ciri khas managemen dan organisasi, dan tingkat persaingan di pasar global
  • Faktor-Faktor lainnya, seperti harga dari produk yang dihasilkan, serta inputan yang mendukurng, seperti tenaga kerja dan bahan baku.
Sekilas Hero :
10 tahun setelah IPO, Hero dibuktikan bertahan meskipun adanya kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan. Memasuki dekade milenium, ekonomi telah berangsur-angsur membaik. Inflasi dan Rupiah menjadi kuat, dan mendorong daya beli penduduk yang bangkit kembali. Kondisi ini telah memberikan ritel besar kesempatan untuk menyediakan untuk pasaran yang berkembang. Hero Group bahkan lebih baik saat memasuki tahun 2000an. Di bawah Hero Group, Starmart telah membuka 131 cabang di seluruh Indonesia. Starmart adalah sebuah minimarket dengan konsep toko yang nyaman dan terfokus untuk para pelanggan yang menginginkan produk berkualitas dengan pelayanan yang nyaman dan bisa diandalkan.
Didirikan pada tahun 1990, perusahaan multinasional ini merupakan perusahaan yang termasuk 10 besar perusahaan di India, dengan memiliki 20 segmen bisnis, dan mampu membukukan pendapatan sebesar US $ 3,2 miliar pada tahun 2006.  Untuk Indonesia sendiri, perusahaan yang bergerak dalam usaha ritel ini telah berhasil membuka 131 gerai Starmart. Starmart merupakan minimarket berupa toko yang nyaman dan berfokus kepada pelanggan dengan produk yang berkualitas. Disamping mengoperasikan Starmart, Hero juga mengoperasikan Guardian, yang merupakan jaringan toko berkonsepn apotik, termasuk menyediaakn produk-produk perawatan badan dan kecantikan.
Untuk segmen hypermarket, Hero berkolaborasi dengan menanamkan sahamnya pada Giant Internasional. Giant saat ini bersaing dengan Carrefour, dan hypermart (matahari group) dalam pasar hypermart. Pada tahun 2014 Hero group akan membuka Dairy Farm. Dairy Farm International Holdings Limited adalah sebuah perusahaan ritel raksasa di Asia, yang sudah mencatatkan saham di Bursa Saham London-Inggrisdan juga di Bursa Saham di Singapura dan Bermuda. Di akhir 31 Desember 2011, Dairy Farm Group beserta dengan asosiasi nya mengoperasikan sekitar 5400 gerai dan memperkerjakan lebih dari 85.000 karyawan, dan mempunyai omset penjualan melebih 10 milyar US Dollar. Sedangkan di wilayah Asia Tenggara, Dairy Farm mengoperasikan 956 gerai (433 gerai berlokasi di Singapura, 186 gerai berlokasi di Malaysia, 533 di Indonesia dan 115 di India).

Group ini juga mengoperasikan merk gerai yang sudah terkenal diantara nya Wellcome (supermarket untuk barang masakan terkenal di Hongkong, Taiwan) Katering Maxim (Group restaurant terkenal di Hongkong) Cold Storage (Supermarket), Jason Market Place / Market Place by Jason's (Supermarket mewah di Singapura, Hongkong, Thailand), ThreeSixty (supermarket organic & ramah lingkungan), Shop N Save (supermarket diskon), Giant (hypermarket), dan Mannings/Guardian (gerai kesehatan dan kecantikan) di beberapa regional area, dan juga mengoperasikan 7-Eleven (minimarket), Hero (supermarket), dan IKEA (toko perabot dan furniture di Hongkong dan Taiwan).

Di bulan Maret 2012, Group ini telah mengakusisi saham sebesar 70% terhadap perusahaan yang mengoperasikan 6 gerai bermerk Lucky di Kamboja, dan baru-baru ini juga telah mengakusisi 50% dari saham Rustan Supercentres, Inc di Filipina, dimana perusahaan tersebut mengoperasikan 10 hypermarkets dan 22 supermarkets.
Perusahaan ini merupakan bagian dari Grup Jardine Matheson, dimana mempunyai beberapa unit bisnis yang berbeda di Asia. Jardine Pacific, Jardine Llyod Thompson, Hongkong Land, Dairy Farm, Mandarin Oriental. Jardine Cycle & Carriage, dan Astra termasuk didalamnya. Dan perusahaan-perusahaan ini merupakan pioneer di bidang teknik & konstruksi, jasa transportasi, asuransi, investasi pembangunan property, retail, restoran, hotel mewah, sepeda motor, jasa keuangan, pertambangan dan agribisnis.

Dari penjabaran mengenai Hero di atas, jelas bahwa Hero menerapkan strategi bersaing internasional dengan melakukan aliansi kerjasama dengan berbagai industri sejenis, bukan hanya yang ada di Indonesia, tetapi juga secara global yakni dengan jaringan Dairy Farm yang telah banyak mengoperasikan berbagai perusahaan ritel dunia dalam berbagai segmen.

Sumber :
1. https://www.hero.co.id/corporate/id/partnership
2. Thompson, Peteraf, Gemble, Strickland. 2012. Crafting and Excecuting Strategy, Concepts and Cases. Mc.Graw Hill. USA

Kamis, 30 Mei 2013

Tugas 2 Manstra ; Vertical Integration Strategies : Case : Bridgestone


Vertical Integration Strategies
 CASE : Bridgestone
Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan control atas distribusi, pemasok, dan/atau pesaing. Strategi integrasi vertikal bisa dilakukan dengan cara :
  1.  Integrasi ke depan (forward integration) melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan control atas distribusi atau pengecer. Saat ini semakin banyak produsen (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi ke depan dengan membuat situs Web untuk menjual produk secara langsung kepada konsumen.
  2. Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. 

Selayang Pandang
Bridgstone adalah perusahaan Ban terkemuka di dunia, didirikan oleh Shojiro Ishibashi di daerah Kyobashi, Tokyo Jepang pada tanggal 1 Maret 1931. Saat ini perusahaan memiliki total 143.448 orang karyawan yang tersebar di seluruh dunia, dan didukung oleh  kemampuan modal kerja sebesar 126.354 juta yen Jepang (data per 31 Desember 2012).

Produk :
Produk Utama
Produk utama adalah ban untuk berbagai macam kendaraan seperti truk, bus, ban untuk kendaraan konstruksi dan pembangunan, ban untuk mesin-mesin industri, ban pada mesin pertanian, ban untuk pesawat terbang, vulkanisir dan jasa perbaikan, menyediakan bahan baku untuk ban, dan produk lainnya yang berhubungan dengan ban.
Produk Sampingan
Disamping membuat produk utama yakni ban, Bridgestone juga memproduksi untuk berbagai macam produk yang terbuat dari karet, seperti bahan untuk ruang kedap suara, berbagai perlengkapan olahraga yang terbut dari karet, bola golf, termasuk memproduksi sepeda angin.
Motto Diverse Needs, Diverse Products adalah pendorong bagi perusahaan untuk terus berinovasi untuk memenuhi keinginan pelanggan yang beraneka ragam dengan kualitas produk yang tinggi
Strategi Perusahaan
Perusahaan menerapkan strategi integrasi vertikal (vertical integration strategies). Pengertian strategi vertikal sendiri merupakan strategi yang menghendaki perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas distributor, pemasok dan atau para pesaing baik melalui merjer, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri.


Sejauh mana strategi integrasi vertikal diterapkan oleh Bridgestone?
Saat ini perusahaan memiliki 24.000 hektar lahan karet di Indonesia dan 48.000 hektar di Liberia. Jumlah bahan baku yang sangat fantastik. Tidak berhenti disitu, Bridgestone juga terlibat langsung dalam pengelolaan kebun-kebun tersebut. Untuk terus menghasilakan produk yang berkualitas, harus didukung dengan penyediaan bahan baku berkulitas juga, maka Bridgestone mendirikan pusat-pusat R&D untuk tanaman karet di Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah dan Afrika, Asia dan Jepang. Perwakilan perusahaan di negara-negara tersebut juga sebagai pusat penjualan dan distribusi. Bridgestone juga memiliki jaringan toko yang siap memberikan pelayanan teknis dan pemilihan produk yang sesuai dengan berbagai kebutuhan pelanggan. Jaringan toko ini, terus dikembangkan oleh Bridgestone grup, sebagai upaya mendekatkan diri kepada pengguna produk. Toko-toko ini juga melayani pemeriksaan ban secara rutin, sehingga pengemudi bisa mengendarai kendaraan secara menyakinkan..
Tidak berhenti dengan memiliki sumber bahan baku yakni dengan memiliki puluhan ribu perkebunan karet, Bridgstone juga memiliki :
  • G-MEC (Global Manufacturing Education Center) Fasilitas ini merupakan dasar untuk pengembangan karyawan dari seluruh bagian untuk memperkuat keterampilan manufaktur para karyawan. Hal ini bertujuan untuk memastikan semua standar yang sudah ditetapkan perusahaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dilakuakn secara konsisten. (menutup perbedaan standar dari berbagai belahan dunia)
  • BIG-T (Bridgestone Institute of Global Training)     Sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia oleh grup Bridgstone dari seluruh dunia, memberikan pelatihan dan berbagai macam keterampilan untuk meningkatkan sumber daya manusia perusahaan. 
  • Program Pendidikan Karyawan Grup Bridgestone mengembangkan dan mengimplementasikan pendidikan karyawan, sehingga memiliki jiwa leadership yang kuat.
            Dengan adanya pusat-pusat pendidikan ini Bridgestone juga sudah berperan dalam hal mengurangi adanya perbedaan gender, karena semua orang diberikan kesempatan yanga sama, kemampuan individu yang tidak memandang dari ras, suku dan agama manapun. 
Bagaimana dengan CSR (Corporate Social Responsibility)?
Untuk bidang ini Bridgestone memiliki motto Think Globally, Act Locally artinya perusahaan berfikir jauh ke depan, berfikir secara global, tanpa melupakan lingkungan. Bridgestone memiliki keyakinan bahwa CSR merupakan jantung dari manajemen perusahaan. Untuk mewujudkan hal ini, berbagai tindakan nyata telah dilakukan seperti mengkampanyekan pentingnya keselamatan berkendara, pemeliharan hutan, dan berkontribusi terhadap masyarakat lokal di tempat beroperasinya perusahaan. Bridgestone juga terus mengembangkan produk-produk yang ramah terhadap lingkungan, dan produk yang dapat mengurangi konsumsi energi.

Di berbagai negara, seperti Cina, Filipina, Thailand, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Meksiko, dan Chile, perusahaan terlibat aktif dalam pemberian bantuan pendidikan dengan turut berpartisipasi memabangun ruangan kelas dan perpustakaan, pemberian pelatihan komputer dan membantu mendistribusikan materi pendidikan untuk meningkatkan tingkat partisipasi aksara.

Strength in Diversity
Itulah motto berikutnya berusaha diaktualkan oleh Bridgstone, dengan langkah-langkah memahami perbedaan budaya dan kebiasaan yang ada di setiap negara. Setiap ide yang timbul dari berbagai sudut pandang berusaha untuk diakomodir oleh perusahaan. Seorang karyawan yang ada di Afrika akan memiliki kesempatan yang sama dengan karyawan yang ada di Jepang, dalam hal mengembangkan ide-ide yang briliant untuk memajukan perusahaan. Sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan ide tersebut dengan mengikuti pelatihan di belahan dunia lain.
Dari penjelasan di atas bisa kita simpulkan bahwa Bridgstone group, memilih strategi integrasi vertikat ini, sudah dengan matang. Melihat berbagai cara untuk meningkatkan peluang bisnis, Bridgestone memasuki strategi ini dengan cara Integrasi ke depan (Forward Integration) hal ini nampak dari adanya :
  1. Usaha perusahaan untuk menyiapkan toko-toko ritel di seluruh dunia, dilengkapi dengan pelayanan dan kampanye keselamatan berkendara,
  2. Bridgestone juga terlibat aktif dalam kegiatan CSR berupa penyelamatan hutan, pembinaan terhadap lingkungan dan masyarakat.
  3. Pembangunan pusat-pusat pendidikan baik teknis maupun manajerial, untuk mempersiapkan produk-produk dengan standar dan kualitas tinggi, serta kemampuan sumber daya manusia perusahaan.
Tidak hanya berupa forward integration dalam penerapan strategi integrasi vertikal, Bridgstone sekaligus juga menerapkan strategi Backward Integration, hal ini nampak dari tersedianya lahan puluhan ribu hektar yang ada di Liberia (Afrika) dan yang ada di Indonesia. Hal ini jelas-jelas membuktikan bahwa Bridgestone telah secara matang menerapkan strategi integrasi vertikal.
Keuntungan dan Kelemahan Bridgestone dalam menerapkan strategi Integraasi Vertikal :
 Keuntungan :
  1.  Kemampuan Bridgestone dalam melakukan strategi integrasi vertikal telah menjadikan perusahaan sebagai merek ban nomor 1 di dunia. Data ini diungkapkan oleh  Brand Finance P.L.C – sebuah lembaga pemeringkat dalam bidang evaluasi dan pemasaran produk yang bermaskas di London Inggir, yang dtiulis dalam http://www.tirebusiness.com, dalam artikel yang berjudul Firm Rate Bridgestoneas as No.1 tire Brand, dipublikasikan tanggal 26 Maret 2013.  Lembaga ini menyebutkan Bridgestone berhasil unggul dengan mencatatkan nilai perusahaan sebesar 4,45 Miliar US dollar, lebih unggul dibandingkan pesaingnya Michelin dengan nilai 4,36 miliar US dollar.
  2. Kemampuan Bridgestone menjaga kualitas produk sehingga mendapatkan kepercayaan pasar. Hal ini dilakukan mulai dari perancangan produk, sampai dengan pelayanan purna jual. Banyak berbagai penghargaan yang diperoleh perusahaan, salah satunya ISO 50001 : 2011. Yakni ISO di bidang kemampuan perusahaan menghasilkan produk yang mendukung energy  management system dan banyak keuanggulan lainnya yang terlalu panjang ditulis dalam blog ini.

Tantangan Perusahaan :
Sebagai sebuah perusahaan, Bridgestone pastilah memiliki kekurangan. Porter mengatakan tidak ada satupun strategi yang sempurna. Setiap strategi memiliki kelebihan dan kelemahan. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh lembaga strategi dan marketing analysis yang dikutip dari http://www.alexhayes.ca, mengungkapkan bahwa Bridgestone terlalu fokus kepada strategi, sehingga tingkat kesejahteraan karyawan lebih rendah dibandingkan dengan pesaing. Tentunya hal ini akan mengancam perusahaan, karena karyawan adalah aset perusahaan, dan sewaktu-waktu karyawan bisa pindah ke perusahaan pesaing.  Disamping itu, dalam artikel yang sama juga menyebutkan tantangan yang dihadapi sekarang adalah degan menurunnya perekonomian eropa mengancam keberlangsungan pendapatan perusahaan.

Sumber Referensi :

Thompson, Peteraf, Gamble, Strickland. 2012. Crafting Executing Strategy - Concept and Cases 18E. Mc Graw Hill. New York. USA.